KAJIAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER-SUMBER AIR DI LAMONGAN
Kata Kunci:
Lahan Kritis, Sumber AirAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatanya lahan kritis, menurunnya sumbersumber air, dan dampaknya terhadap masyarakat di kabupaten Lamongan. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juli sampai dengan Oktober 2019. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, kuesioner, dan studi pustaka. Analisis data
dilakukukan secara diskriptif kualitatis. Hasilnya sebagai berikut: Kabupaten Lamongan pada tahun
2017 mempunyai lahan kritis: 12.524,36 hektar, yaitu a) lahan sangat kritis: 86,70 hektar; b) lahan kritis:
182,66 ha; dan c) lahan agak kritis sebesar 12.255,00 hektar. Lahan kritis tersebut terdapat di 14
kecamatan yaitu kecamatan Sambeng , Ngimbang, Solokuro, Sukorame, Brondong, Bluluk, Mantup,
Kedungpring, Laren, Modo, Babat, Sugio, Paciran, dan kecamatan Karangbinangun. Penurunan sumber
air terbanyak sebesar 94% atau 105.461.171 m3 dari kapasitas sumber air waduk dan rawa sebesar
112.785.371 m3
, dan terjadi pada saat musim kemarau. Sedangkan penurunan air terkecil terjadi pada
musim hujan sebesar 9.887.822 M3 atau 9%. Kesimpulannya yaitu sosialisasi, penyuluhan kepada
masyarakat dan ada kegiatan secara kontinyu dari masyarakat, pemerintah untuk menyelamatkan lahan
kritis dan sumber-sumber air berbasis masyarakat di kabupaten Lamongan.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2019 Choirul Anam, Ana Amiroh
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.