KORELASI ANTARA UPAH MINIMUM REGIONAL REGIONAL (UMR) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI KABUPATEN LAMONGAN
Kata Kunci:
Korelasi UMR, Peningkatan investasi, kabupaten lamonganAbstrak
Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang, menghadapi masalah-masalah yang
berkaitan dengan usaha pembangunan ekonomi.
Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan
merupakan masalah umum dan mendasar yang
selalu dihadapi oleh hampir semua negara di
dunia. Masalah yang dihadapi seperti masalah
kesempatan kerja yang sedikit, tingkat upah yang
rendah dan produktivitas yang rendah. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu
kabupaten yang ada di provinsi jawa timur di
Indonesia, dimana Jawa Timur juga merupakan salah
satu wilayah yang cukup maju serta berkembang
pesat yang ada di Pulau Jawa. Jawa Timur memiliki
29 Kabupaten dan 9 Kabupaten, dimana salah satunya
adalah Kabupaten Lamongan. Berbicara mengenai upah minimum regional pasti
berkaitan dengan jumlah pencari kerja dan kesempatan
kerja. Tenaga kerja menjadi suatu masalah apabila
tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja.
Faktor tenaga kerja sebagai bagian dari sumberdaya
manusia di masa pembangunan nasional merupakan
faktor yang teramat penting bagi terselenggaranya
pembangunan nasional di Negara Republik Indonesia.
Salah satu penyebab terjadinya kesenjangan tersebut
adalah masalah tentang upah minimum regional. Tidak
hanya pada kesenjaangan antara jumlah pencari kerja
dan lapangan kerja, tetapi juga terhadap investasi. Industri di Kabupaten Lamongan rata-rata
disokong oleh sektor industri kecil dan mikro yang
bersifat padat karya seperti Industri Tempe dan Tahu,
makanan dan minuman, keramik, percetakan dan
lain-lain, serta beberapa industri manufaktur besar
yang terdapat di Kabupaten Lamongan sebagian
merupakan atas industri manufaktur padat karya
seperti Industri Rokok dan industri lainnya. Industri
padat karya di Kabupaten Lamongan cenderung
berorientasi pada komoditi seperti pertanian,
perkebunan, tekstil, rokok (utama), dan lainnya.
Permasalahannya adalah industri semacam ini sangat
rawan terhadap perubahan harga. Jika ada beban
yang naik salah satunya adalah beban pekerja/ buruh
maka industri padat karya ini akan terpukul berat,
kecuali ada yang bersedia jadi pekerja/ buruh dengan
upah semurah-murahnya atau harga bahan bakunya
konstan tiap tahun.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Bayu Airlangga Putra
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.